Sebagai sistem operasi (OS) mobile terpopuler saat ini, Android telah
menjadi sasaran utama para penjahat siber (hacker). Menurut hasil
penelitian yang dilakukan oleh Juniper Networks, sekitar 92 persen
program jahat (malware) mobile yang berhasil dideteksi secara spesifik
ditargetkan kepada OS buatan Google ini.
Selain karena tingginya
jumlah perangkat yang beredar, ada satu alasan lain mengapa penjahat
siber gemar menyerang Android. Ternyata, masih banyak pengguna Android
ternyata belum meng-update OS ke versi yang terbaru. Inilah alasan
Android begitu digemari dihampiri malware.
Bulan ini saja, masih
menurut Juniper, baru ada sekitar 4 persen pengguna yang menggunakan OS
versi terbaru. Sisanya masih menggunakan OS lama, seperti Ice Cream
Sandwich dan Gingerbread.
Google biasanya mempersenjatai OS
terbaru dengan sistem keamanan yang lebih canggih. Perusahaan raksasa
internet tersebut juga banyak menutup celah keamanan yang ditemukan di
versi sebelumnya. Nah, tanpa menggunakan OS versi terbaru, maka pengguna
Android lawas lebih rentan terkena serangan.
Meskipun begitu,
bukan berarti OS lain 100 persen aman. Dikutip dari Cnet, Rabu
(26/6/2013), Juniper memperingatkan OS lain pun bisa dieksploitasi,
termasuk iOS buatan Apple.
"Secara teori, eksploitasi untuk iOS
telah didemonstrasikan, begitu juga dengan metode aplikasi jahat
menyusup ke iOS App Store. Namun, penjahat siber telah menghindari
produk Apple sebagai dukungan terhadap "padang rumput hijau" yang
ditawarkan Android," tulis Juniper.
Mayoritas serangan malware
mobile terjadi via SMS Trojan, yang "merayu" korbannya untuk mengirimkan
pesan teks ke nomor yang sudah ditetapkan si penjahat. Sekitar 48
persen serangan terjadi melalui SMS semacam ini, 29 persen melalui
install palsu, dan 19 persen berasal dari Trojan Spy malware.
Aplikasi yang paling banyak ditiru adalah Google Play, Skype, Adobe Flash, dan Angry Birds.
Lebih
lanjut, Juniper menjelaskan bahwa jumlah ancaman malware mobile di
tahun 2013 meningkat tajam, jika dibandingkan tahun lalu. Malware mobile
tumbuh 614 persen dari Maret 2012 ke Maret 2013. Persentase tersebut
berarti, ada 276.259 aplikasi berbahaya yang ditemukan pada kurun waktu 1
tahun tersebut.
Pada tahun 2012, peningkatan serangan berbahaya hanya meningkat 155 persen dari tahun 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar